Tertarik juga

Senin, 29 Januari 2024

Membuka Pintu Surga dengan Sedekah

Kisah Ali bin Abi Thalib r.a.



Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman : 

  إِنْ تُقْر ضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ  لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ  

"Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Peembalas Jasa lagi Maha Penyantun." (QS At-Taghaabun, 64:17)

Pada kehidupan kita didunia seringkali kita selalu mendapat sesuatu yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi dibalik hal tersebut apabila kita dapat menyikapinya dengan baik dan kesabaran kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala, Inshaallah kita akan mendapatkan balasan yang terbaik oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala. marilah kita membaca suatu kisah dari Ali bin Abi Tahlib r.a. yang semoga dapat memberikan kita inspirasi didalam kehidupan kita. 

Ali bin Abi Thalib r.a. tidak seperti biasanya, hari itu pulang lebih sore menjelang Ashar. Dengan sukacita Fatimah r.a. putri kesayangan baginda nabi Muhammad Rasulullah saw. menyambut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak, karena kebutuhan dirumah semakin besar.


Setelah sejenak melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "'Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."

Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."

"Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakkal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh Fatimah tidak menunjukkan sikap kecewa atau sedih. Ali lalu berangkat ke mesjid untuk menjalankan salat berjama'ah.


Sepulang dari sembahyang, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?" Dengan heran Ali menjawab, "Ya betul. Ada apa, Tuan?"

Orang tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya." Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.

Tentu saja Fatimah sangat gembira memperolah rezeki yang tidak di sangka-sangka, ketika Ali menceritakan kejadian itu kepadanya. Dan kemudian ia meyuruh Ali membelanjakannya semua, agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari. Ali pun bergegas berangkat kepasar.

Sebelum masuk ke dalam pasar, Ali melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang menghabiskan bekal di perjalanan."


Tanpa berfikr panjang lagi, Ali segera memberikan seluruh uangnya kepada orang itu. Pada waktu ia pulang, Fatimah sangatlah heran melihat suaminya tidak membawa apa-apa. Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya.

Mendengar itu Fatimah sama sekali tidaklah marah. Dan dengan lapang hati ia memaafkan suaminya. Malah dengan tersenyum menjawab, "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang dimurkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita."

Dari kisah tersebut kita dapat memetik suatu pelajaran yang sangat berharga dari Ali Bin Abi Tahlib, bahwa siapa saja seseorang yang dengan ikhlas menyedekahkan sebagian hartanya dijalan Allah Subhanahu Wa ta'ala  maka sesungguhnya allah akan meridhoinya untuk masuk kedalam surga-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan masukan, kritik, saran maupun pertanyaan