Tertarik juga

Kamis, 23 Februari 2017

menuju kebahagian yang sesungguhnya






Bila seseorang memahami kehidupan, pasti akan menemukan banyak sebab yang dapat menciptakan kebahagiaan untuknya, bahkan, mewujudkan surga dalam kehidupan dunia sebelum melihatnya di alam akhirat. 

Mungkin, pada saat-saat tertentu seseorang berhanti sejenak sambil bertanya-tanya, "Apa tujuanku dalam hidup ini? Apakah kekayaan yang aku kumpulkan? Kedudukan yang aku capai? Keterampilan yang aku peroleh? Atau, suasana dimana aku menikmatisemua sebab-sebab ketenangan, menikmati manisnya kemenangan dan kekuasaan? Atau, ilmu yang dari hari ke hari aku masih terus ingin mengungkap rahasianya? Atau, ketakwaan yang mendekatkanku pada Penciptaku dan menyejukkan jiwaku?"

Banyak dari kita mengira bahwa kebahagiaan ada;ah kata tanpa kenyataan. khayalan yang diciptakan oleh mimpi kosong dan didustakan oleh kenyataan. Namun, mereka yang berpendapat demikian adalah orang-orang yang bodoh atau tertipu. Pasalnya, tidak logis bila Allah ta'ala menciptakan kita didunia yang luas dan penuh dengan segala kebaikan, berbagai kenikmatan, dan beragam keberkahan ini menghendaki kita untuk sengsara. Bagaimana mungkin, padahal Dia berkata kepada utusan-Nya. Muhammad SAW, didalam berbagai firman-Nya dalam Al-Qur'an. 

Dalam hal ini tampak jelas bahwa kebahagiaan ada di tangan seseorang/mereka, tetapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya.

"Barang siapa sengsara di dalam hidupnya, janganlah ia menyalahkan orang lain. Pasalnya, dia-lah sebab kesengsaraan dirinya. Karena Allah tidak menciptakan manusia selain untuk menjadukannya orang-orang yang berbahagia. Kebaikan datangnya dari Allah, adapun keburukan, itu datang dari diri kita sendiri. sebenarnya, sikap kita dan bukan situasi atau kondisi kita, itulah yang membuat kita bahagia atau sengsara."

Terus kita bertanya apakah di dunia ini hanya ada kebaikan semata atau keburukan semata? Apakah kata al-bu's yang berarti kesengsaraan diakhiri dengan huruf sin bukan untuk memulai sa'adah yang berarti kebahagiaan? Bukankah huruf mim dalam amal yang berarti cita-cita nyempil di  tengah-tengah untuk mengakhiri alam, kemalangan? Demikian itu peraturan dan undang-undang kehidupan. Tidak ada satupun yang sengaja lawanya. kalau bukan kesengsaraan tidak akan tercipta kebahagiaan. kalau tiada malam, takkan ada siang. Kalau bukan kegelapan, cahaya tidak akan bersinar terang.

Bagaimana orang yang bahagia? Orang yang bahagia adalah orang yang mengetahui bagaimana menerima keadaannya. oleh karena itu, kebahagiaan bukan harta kekayaan dan cara menikmatinya, bukan jabatan dan pengaruhnya, bukan pula rasa cinta dengan segala manisnya. Kebahagiaan bukan ilmu, bukan pula cahaya dan manfaatnya. Kebahagiaan bukan kebodohan, bukan pula kejumudan dan musibahnya. kebagiaan bukan kecantikan, bukan pula ketampanan.

Kebahagiaan bukanlah salah satu dan atau semua perkara di atas. Tetapi, kebahagiaanadalah seseorang yang merasa dirinya adalah bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan masukan, kritik, saran maupun pertanyaan